Erupsi Dahsyat Gunung Ibu, PVMBG Hanya Memberi Rekomendasi Basa Basi Saja Dan Tidak Berguna Banyak, Lembaga Negara Kok Gitu
Gunung Ibu Halmahera Barat mengalami erupsi, Senin (27/5/2024) sekira pukul 03.30 WIT. Teramati ketinggian kolom abu ± 6.000 meter di atas puncak atau ± 7.325 meter di atas permukaan laut. Sayangnya PVMBG Hanya Memberi Rekomendasi Datar Ringan Gaya Pramuka Yang Tidak Bermanfaat Dan Berguna Sama Sekali.
Headline Indonesia
Halmahera Barat, Maluku Utara (27/05/2024)
Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara kembali mengalami erupsi Senin (27/5/2024) dini hari. Hingga saat ini status Gunung Ibu di Level IV (Awas) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) keluarkan lima rekomendasi. Sayangnya rekomendasi PVMBG ini hanya rekomendasi dangkal operasional yang tidak banyak berarti buat proses mitigasi bencana yang sebenarnya.
Rekomendasi tak berbobot yang dikeluarkan oleh PVMBG ini seperti rekomendasi main-main yang dibuat oleh anak-anak SMA atau mahasiswa Perguruan Tinggi tingkat awal. Lha kalau rekomendasinya hanya seperti itu, terus apa gunanya ada PVMBG. Bubarkan saja PVMBG, ada lembaga negara kok fungsinya buat rekomendasi gaya anak kuliahan, gak serius sama sekali. Padahal kesalahan rekomendasi itu harus dibayar mahal oleh harta benda dan bahkan nyawa rakyat.
Badan negara yang mahal biaya operasional nya malah bekerja kayak kerja-kerja anak kuliahan. Gak berbobot sama sekali.
Sebelumnya PVMBG menyajikan data pengamatan kepada publik tentang erupsi yang terjadi pukul 03.30 WIT. Teramati ketinggian kolom abu yang dikeluarkan oleh Gunung Ibu teramati memiliki tinggi kolom abu setinggi 6 km (± 6.000 meter) di atas puncak atau 7 km lebih (± 7.325 meter) di atas permukaan laut. Ledakan atau Erupsi ini terbilang sangat dahsyat dan mengetikan.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi sementara ini ± 3 menit 57 detik.
'"Terdengar dentuman dan gemuruh sampai ke Pos Pengamatan Gunung Api", tulis rilis resmi PVMBG sebagaimana dikutip oleh pers.
Bersamaan dengan rilis itu PVMBG mengeluarkan beberapa rekomendasi yang tidak berbobot sama sekali kepada masyarakat.
Berikut ini adalah rilis basa basi, main-main yang tidak berbobot dari PVMBG.
Pertama, masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung atau wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 4 km. Dan perluasan sektoral berjarak 7 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Kedua, jika terjadi hujan abu. PVMBG menyarankan masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan masker dan kacamata.
Ketiga, seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong. Dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat agar selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
Keempat, Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat agar senantiasa berkoordinasi dengan PVMBG di Bandung. Atau dengan Pos Pengamatan Gunung Ibu di Gam Ici untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas gunung.
Kelima, masyarakat, instansi pemerintah, maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas maupun rekomendasi Gunung Ibu. Yakni melalui aplikasi android Magma Indonesia, website Magma Indonesia.
Tak ada satupun rekomendasi PVMBG yang menyentuh akar masalah, kenapa Gunung Ibu ini erupsi, bagaimana tindakan mengurangi bencana, dan langkah praktis apa yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat.
Padahal kunci utama dari proses mitigasi bencana bukanlah seperti itu. Akan tetapi lebih kepada proses evaluasi dan analisis mendasar kondisi mental dan spiritual masyarakat. Karena unsur utama kondisi mental, spiritual ini lah yang mampu mengarahkan proses mitigasi bencana pada jalur yang tepat. Tidak membuat rekomendasi asal-asalan yang justru berpotensi membahayakan harta benda dan bahkan jiwa di tengah-tengah masyarakat.
Lembaga negara yang mengakui Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara malah menjadi lembaga yang sekuler dan memberi nasihat operasional praktis tak berbobot, seperti layaknya lembaga-lembaga sekunder praktis, yang tidak bermanfaat banyak pada proses mitigasi bencana yang serius, tepat, terarah, dan menyelamatkan masyarakat skala besar secara luas. (SJTW)